Contoh Cerita Flanel versi dialog
Contoh penggunaan cerita planel
Hidup Rukun dalam Keluarga
Sore itu, sepulang dari kegiatan ekstrakurikuler Melani tampak cemberut. Ia masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam dan langsung masuk ke kamar tanpa permisi atau sekedar menyapa ayah yang sedang membaca di ruang tamu. Ayah merasa heran dan menyusul ke kamar.
Ayah : “Melani, ada apa denganmu? Kok datang-datang langsung masuk kamar tanpa mengucap salam. Apa kamu ada masalah?”.
Melani : “Itu yah, Kak Simon. Dia tidak mau aku ajak pulang bareng. Katanya malu kalau memboncengkan aku dengan sepedanya.”
Ayah : “Apa benar begitu? Mungkin Kak Simon punya alasan lain. Simon! Kemari nak.”.
Lalu Simon datang mendekati ayah dan Melani.
Simon : “Ada apa Ayah?”
Ayah : “Apakah benar kamu tidak mu memboncengkan adikmu ketika pulang dari sekolah tadi?”
Simon : “Benar yah.”
Ayah : ““Memangnya ada apa dengan adikmu, sampai kamu merasa malu membonceng dia?”
Simon : “Aku kan sama teman-teman, mereka semua bersepeda sendiri, kalau boncengan juga dengan teman yang lain. Masa aku sendiri yang memboncengkan adik.”
Ayah : “Hanya itu alasanmu?”
Simon : “ Ya, itu yah. Melani kan cewek, teman-temanku cowok. Masa dia bareng-bareng anak-anak cowok. Teman-temanku lagi. Dan lagi tadi Melani mintanya sambil maksa dan ngomongnya keras-keraas. Aku kan malu.”
Ayah : “Wah, kamu ini bisa saja. Sekarang ayah mau tanya. Kamu sayang tidak sama adikmu?”
Simon : “Ya, sayang yah.”
Ayah : “Melani, kamu sayang sama kakakmu?”
Melani : “Ya, sayang. Tapi Kak Simon tu, nggak sayang aku.”
Simon : “Eh, aku sayang kok.”
Melani : “Ah, nggak. Buktinya aku nggak dibonceng tadi.”
Ayah : “Lho, kok malah berantem? Ayah sering mendengar dari Ibu kalau kalian sring bertengkar, hanya karena masalah-masalah kecil seperti tadi, hanya karena Simon tidak mau memboncengkan Melani.”
Melani : “Ayah sih, tidak mau membelikan aku sepeda. Kalau aku punya sepeda kan aku bisa naik sepeda sendiri.”
Ayah : “Melani, ini bukan soal kamu punya sepeda atau tidak. Tetapi soal bagaimana kalian menjaga kerukunan sebagai saudara. Mungkin Kak Simon tidak suka dengan cara Melani meminta tolong diboncengkan. Tetapi Simon, kamu juga semestinya mau memboncengkan adikmu, apapun alasanmu. Ayah dan Ibu membelikanmu sepeda yang ada boncengannya dengan tujuan agar kalian selalu berboncengan an menunjukkan kerukunan kalian pada teman-teman.”
Ibu datang dari dapur.
Ibu : “Ada apa ini. Kok Ibu seperti mendengar kalian bertengkar?”
Ayah : “Ini. Melani kesal karena Simon tidak mau memboncengkan saat pulang sekolah tadi.”
Ibu : “Kalian selalu saja begitu, tidak mau rukun. Bukankah sebagai saudara hidup ini akan lebih indah jika kita saling membantu? Simon, kamu sebagai kakak sudah semestinya menjaga adikmu. Sedangkan kamu Melani, coba bicara baik-baik sama kakakmu, mungkin dia akan mengerti apa yang kamu inginkan.”
Simon : “Maafkan aku ya dik. Aku nggak akan mengulangi lagi. Aku pasti mau membonceng kamu. Tapi adik minta baik-baik ya?”
Melani : “Ya kak, maafkan Melani juga ya.”
Ibu : “Nah, begitu. Sekarang karena kalian sudah tidak bertengkar lagi, kita makan bersama. Ibu sudah menyiapkan masakan kesukaan kalian.”
Simon dan Melani : “Asyik.”
Ibu : “Jangan lupa cuci tangan dan berdoa. Ayo ke ruang makan.”
Lihat juga:
Contoh penggunaan cerita planel: Kesetaraan Gender (versi dialog)
Contoh penggunaan cerita planel: Menghormati Orang Tua (versi dialog)
Contoh penggunaan cerita planel: Hidup Rukun dalam Keluarga (versi dialog)
Contoh Cerita Planel Narasi: Kesetaraan Gender (versi narasi)
Contoh Cerita Planel Narasi: Menghormati Orang Tua (versi narasi)
Contoh Cerita Planel Narasi: Hidup Rukun dalam Keluarga (versi narasi)
Contoh penggunaan Kipas Kasih Sayang
Contoh penggunaan Kata Tersembunyi
Contoh penggunaan Kartu Pendapat
Contoh penggunaan Cerita Flanel
Contoh penggunaan Flash Card
Contoh penggunaan Pocket Story
Contoh penggunaan Domino Kasih Sayang
Daftar Isi Seri Emmanuel
Latar Belakang Seri Emmanuel
0 Response to "Penggunaan Seri Emmanuel: Contoh Cerita Flanel "Hidup Rukun dalam Keluarga""
Posting Komentar