Latest Updates

Perayaan Ekaristi Menjadi Sumber dan Puncak Kehidupan Umat

Perayaan Ekaristi Menjadi Sumber dan Puncak Kehidupan Umat
Perayaan Ekaristi Menjadi Sumber dan Puncak Kehidupan Umat
4. Mengapa Ekaristi Dikatakan Menjadi Sumber Hidup?
Ekaristi menjadi sumber hidup karena dari Ekaristi mengalir segala rahmat yang kita perlukan. Dengan rahmat ini kita menjadi kuat dalam menghadapi kesulitan hidup sehari-hari.
5. Mengapa Ekaristi Dikatakan Menjadi Puncak Hidup?
Ekaristi menjadi puncak hidup karena seluruh hidup kita sehari-hari sebenarnya bertujuan untuk mengabdi dan memuliakan Tuhan. Wujud pengabdian kita dan sikap memuliakan Tuhan ini puncaknya adalah pada saat Misa Kudus.

Alba

Alba
d. Alba
Alba adalah semacam jubah yang terbuat dari kain linen putih. Alba ini snagat panjang, smapai mata kaki. Bila imam yang berpakaian biasa (tidak berjubah) hendak merayakan Ekaristi atau kegiatan yang lain, maka alba inilah yang dipakai.
Ada dua macam alba: putih berenda dan yang tidak berenda. Alba saat ini jarang dipakai karena imam sudah memakai jubah. Bila belm memakai jubah, biasanya imam memakai alba.
Kadang-kadang kita jumpai dalam keadaan mendesak imam mempersembahkan Ekaristi hanya dengan pakaian sehari-hari dan stola saja. Namun, dengan pakaian lengkap memang bisa tercipta suasana doa  yang berbeda dengan hidup sehari-hari yang biasa.
Saat ini banyak prodiakon paroki yang membantu peribadatan memakai semacam jubah yang hampir sama dengan jubah imam. Bahkan untuk para petugas liturgi dan prodiakon paroki punya semacam tanda khusus, misalnya selempang kuning atau hijau, yang dipakai saat mereka bertugas.

Amik

Amik
c. Amik
Amik adalah selembar kain putih dengan beberapa utas tali agar dapat dikaitkan pada bahu/punggung. Fungsinya untuk menahan keringat. Seorang imam yang mempersiapkann diri untuk merayakan Ekaristi akan pertama-tama mengenakan amik. Sekarang ini ketentuan memakai amik tidak mutlak, maka imam jarang memakai amik.
2) AMIK (Tanda Perlindungan)
Selembar kain lenan putih berbentuk segi empat dengan dua tali panjang di dua ujungnya, dikenakan sekeliling leher, menutupi bahu dan pundak, menyilangkan kedua tali di depan (membentuk salib St Andreas), lalu membawa tali ke belakang punggung, melilitkannya sekeliling pinggang dan mengikatkannya dengan suatu simpul.

Tujuan praktis amik adalah untuk menutupi jubah ...biasa imam, dan untuk menyerap keringat dari kepala dan leher. Di kalangan Graeco-Romawi, amik adalah penutup kepala, seringkali dikenakan di bawah topi baja para prajurit Romawi untuk menyerap keringat, dengan demikian mencegah keringat menetes ke mata.

Tujuan rohani amik adalah mengingatkan imam akan nasehat St Paulus, “Terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah” (Ef 6:17).

Doa Imam ketika mengenakan amik:
“Tuhan, letakkanlah pelindung keselamatan pada kepalaku untuk menangkis segala serangan setan.”

Amik adalah vestimentum liturgis yang terutama digunakan dalam Gereja Katolik Roma, beberapa Gereja Anglikan, dan Gereja Armenia. Amik berupa sehelai kain putih persegi empat atau oblong, berbahan linen, dengan sambungan seperti pita, yang berfungsi sebagai simpul untuk mengencangkannya di seputar pundak imam. Sebagaimana vestimentum imamat lainnya, amik harus diberkati terlebih dahulu sebelum digunakan. Tujuan dari amik sebenarnya adalah sebagai penutup pundak, atau aslinya sebagai penutup kepala dari si pengguna.
Sebelum reformasi liturgis tahun 1972, amik wajib dikenakan dalam setiap Misa Gereja Katolik Ritus Latin, namun sekarang ini amik hanya wajib dikenakan jika alba yang dikenakan imam tidak sepenuhnya menutupi pakaian sehari-harinya, terutama pada bagian kerah. Banyak imam yang memilih untuk mengenakan amik dengan alasan mempertahankan tradisi, atau dengan alasan untuk melindungi vestimentum lainnya dari keringat. Amik tidak dikenakan oleh rohaniwan yang jabatannya di bawah subdiakon.
Beberapa ordo biarawan, seperti Dominikan dan Fransiskan, serta beberapa ordo lain yang seragamnya memiliki tudung, kerap mengenakan Amik setelah terlebih dahulu memasang tudungnya. Imam, atau petugas liturgi, kemudian mengencangkan pita pada Amik - bersilang di dada - lalu disimpulkan di punggungnya. Alba dikenakan setelah tudung/Amik, lalu dikencangkan. Tudung/amik tadi kemudian dibiarkan menjuntai menutupi kerah.
Dalam beberapa ritus Abad Pertengahan, misalnya ritus Sarum, amik diberi pita tebal yang lebar dari bahan brokat atau hiasan lainnya, sehingga tampak seperti kerah tinggi. Amik seperti ini disebut amik berhiasan. Kebiasaan ini ditinggalkan di Roma sekitar akhir abad ke-15, namun lebih lama bertahan di kawasan Eropa lainnya. Pada tahun 1907, kebiasaan ini tidak lagi ditolerir dalam liturgi Katolik Roma, namun masih eksis dalam banyak komunitas Anglikan.
Yang menarik adalah, amik mirip kerah ini menyebar sampai ke Gereja Ortodoks Armenia. Amik jenis ini tetap dipertahankan sebagai bagian normal dari vestimentum imam Gereja itu, dan disebut varkas.
Pada saat mengenakan amik, pertama-tama imam membentangkan amik di atas kepalanya (seperti tudung), kemudian melilitkannya ke sekeliling pundak. Selama melakukan tindakan ini, dia mengucapkan sebuah doa singkat yang isinya memohon Allah untuk mengenakan padanya "helm keselamatan".

Amik, tanda perlindungan
clip_image010clip_image012
Amik adalah kain putih segi empat dengan dua tali di dua ujungnya atau ada juga model modern lain yang tidak segi empat dan tanpa tali.
Amik yang melingkari leher dan menutupi bahu dan pundak itu melambangkan pelindung pembawa selamat (keutamaan harapan), yang membantu pemakainya untuk mengatasi serangan setan.
clip_image014clip_image016
Kain itu secara praktis juga berfungsi untuk menutupi kerah baju supaya tampak rapi, untuk menahan dingin, atau sekaligus untuk menyerap keringat agar busana liturgis pada zaman dulu yang biasanya amat indah dan mahal tidak mengalami kerusakan.
Amik dikenakan oleh imam, diakon, atau petugas lain yang hendak mengenakan alba.
Pemakaian amik sering tergantung juga pada alba yang akan dipakai. Kalau alba kiranya tidak menutup sama sekali kerah pakaian sehari-hari, maka barulah amik itu dikenakan sebelum alba (PUMR 336).

Pengantar Kompendium Katekismus Gereja Katolik

Pengantar Kompendium Katekismus Gereja Katolik
1. Pada tanggal 11 Oktober 1992, Paus Yohanes Paulus II menyerahkan Katekismus Gereja Katolik kepada umat beriman dari seluruh penjuru dunia. Paus menjelaskan buku itu sebagai ”teks acuan” untuk katekese yang bersumber pada hidup iman. Tiga puluh tahun sesudah pembukaan Konsili Vatikan II (1962-1965), akhirnya terwujudlah kerinduan akan sebuah Katekismus yang lengkap mengenai ajaran-ajaran Katolik tentang iman dan moral. Keinginan ini pernah diungkapkan pada tahun 1985 oleh Sinode luar biasa para Uskup sedunia.

PENGANTAR

Ikon Kristus, sang Pantokrator (Maharaja)

Theophanos of Creta (1546),
Stavronikita Monastery
(Mount Athos).
The Icon of Christ,
Ikon Kristus, sang Pantokrator (Maharaja), mempunyai keindahan artistik yang jarang ditemui, mengingatkan kata-kata pemazmur: ”Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu” (Mzm 45:3).

Santo Yohanes Krisostomus menggunakan pujian ini kepada Yesus ketika dia menulis: ”Kristus sedang berada pada tahap pertama hidup-Nya ketika dilengkapi dengan kekuatan Roh, dan dari sana bersinarlah dalam diri-Nya sebuah keindahan rangkap, yaitu keindahan jiwa dan badan” (PG 52, 479).

Dengan ekspresi figuratifnya, ikon ini menampilkan sintesis dari konsili ekumenis yang pertama lewat keberhasilannya menampilkan kemuliaan kemanusiaan Yesus dan kemilau keilahian-Nya.

Kristus mengenakan baju berwarna merah ditutup dengan sebuah mantel berwarna biru tua. Kedua warna itu mengingatkan kedua kodrat-Nya, sedangkan pantulan emasnya melambangkan pribadi ilahi dari Sang Sabda. Wajah-Nya, anggun dan tenang, dibingkai dengan rambut kepala yang tebal, dikelilingi dengan sebuah salib yang memancarkan halo, membawa tiga huruf Yunani ”O Ω N” (Dia yang ada), merujuk pada pewahyuan Nama Allah dalam Kitab Keluaran 3:14. Di sisi atas kiri dan kanan, terdapat dua huruf Yunani ”IC –XC” (”Yesus” –”Kristus”) yang menunjukkan judul lukisan ini.
 bdk. Yeh 3:14).
Tangan kanan, dengan ibu jari dan jari manis melengkung sampai saling menyentuh (melambangkan dua kodrat Kristus yang menyatu dalam pribadi-Nya), berada dalam posisi khas memberkati. Tangan kiri memegang buku Injil yang dihiasi dengan tiga kancing, mutiara-mutiara, dan batu-batu permata. Injil, simbol, dan sintesis Sabda Allah, juga mempunyai makna liturgis karena dalam perayaan Ekaristi perikop Injil dibacakan dan katakata Yesus sendiri diucapkan pada saat konsekrasi.

Gambar itu, sebentuk sintesis luhur dari unsur-unsur natural dan simbolis, merupakan ajakan untuk berkontemplasi dan mengikuti Yesus melalui Gereja, mempelai-Nya dan tubuh mistik-Nya, yang sampai sekarang masih terus memberkati keluarga manusia dan memancarkan sinar ke dalamnya, melalui Injil-Nya yang merupakan buku autentik tentang kebenaran, kebahagiaan, dan keselamatan bagi manusia.

Pada bulan Agustus tahun 386, Agustinus mendengar suara yang berkata: ”Ambil dan bacalah, ambil dan bacalah” (Confessiones, 8, 12, 29). Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik, sebagai sebuah sintesis Injil Yesus Kristus yang diajarkan oleh katekese Gereja, menjadi undangan untuk membuka buku tentang kebenaran dan membacanya, bahkan menelannya sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yehezkiel (

Untuk Pengesahan dan Penyebarluasan Kompendium Katekismus Gereja Katolik

Untuk Pengesahan dan Penyebarluasan Kompendium Katekismus Gereja Katolik
MOTU PROPRIO
Untuk Pengesahan dan Penyebarluasan Kompendium Katekismus Gereja Katolik

Kepada Saudara-Saudaraku yang terhormat, para Kardinal, Patriark, Uskup Agung, Imam, Diakon, dan kepada semua Umat Allah.

Dua puluh tahun lalu, pekerjaan untuk membuat Katekismus Gereja

Saya sangat berterima kasih kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada Gereja Katekismus ini, yang telah disahkan pada tahun 1992 oleh pendahulu saya yang tercinta, Paus Yohanes Paulus II.

Nilai tak terhingga dan keindahan anugerah ini dikukuhkan terutama karena penerimaan yang positif dan luas terhadap Katekismus di kalangan para Uskup, yang menjadi sasaran utama Katekismus ini, agar dijadikan acuan teks yang pasti dan autentik untuk pengajaran Katolik, dan secara khusus untuk merumuskan katekese lokal. Nilai tadi juga diperkuat oleh penerimaan secara luas dari berbagai kelompok Umat Allah yang bisa mengenal dan menghargainya melalui lebih dari lima puluh terjemahan yang sudah diterbitkan sampai sekarang.

Dengan sangat gembira, sekarang saya mengesahkan dan mengumumkan Kompendium dari Katekismus itu.

Kompendium ini sungguh sangat dirindukan oleh peserta Kongres Internasional Kateketik pada Oktober 2002, yang merupakan ungkapan kebutuhan yang dirasakan secara luas di dalam Gereja. Pendahulu saya yang tercinta, setelah mengetahui kerinduan ini, pada bulan Februari 2003 memutuskan untuk Dua puluh tahun lalu, pekerjaan untuk membuat Katekismus Gereja memulai persiapan teksnya dengan mempercayakan pekerjaan itu kepada sebuah Komisi para Kardinal, tempat saya sebagai ketua, dan dibantu berbagai macam ahli. Dalam proses pengerjaannya, sebuah draf Kompendium diserahkan kepada semua Kardinal dan Ketua Konferensi para Uskup. Mayoritas luas dari mereka memberikan evaluasi terhadap teks tersebut dan mendukungnya.

Kompendium, yang sekarang saya persembahkan kepada Gereja Universal ini, merupakan sintesis yang cermat dan pasti dari Katekismus Gereja Katolik. Kompendium ini berisi semua unsur esensial dan dasariah dari iman Gereja dalam bentuk yang ringkas. Jadi, seperti yang diinginkan Pendahulu saya, semacam pegangan yang memungkinkan, baik orang-orang beriman maupun tidak, untuk mendapatkan keseluruhan panorama iman Katolik.

Dalam struktur, isi, dan bahasanya, Kompendium ini dengan setia mengacu pada Katekismus Gereja Katolik, dan karenanya membantu Katekismus semakin dikenal lebih luas dan semakin dimengerti lebih dalam.

Saya mempercayakan Kompendium ini terutama kepada seluruh Gereja, dan secara khusus kepada setiap pengikut Kristus agar di dalam Gereja, pada milenium ketiga ini, bangkit semangat baru evangelisasi dan pendidikan iman, yang seharusnya menjadi ciri khas setiap komunitas dalam Gereja dan setiap orang Kristen, tanpa memandang umur dan kebangsaan.

Kompendium ini, yang ringkas, jelas, dan menyeluruh, dimaksudkan untuk setiap manusia yang rindu untuk mencari Jalan Kehidupan dan Kebenaran yang dipercayakan Allah kepada Gereja Putra-Nya di tengah-tengah dunia yang penuh kebingungan dan berbagai macam tawaran.

Semoga, melalui perantaraan Santa Maria, Bunda Kristus dan Bunda Gereja, setiap orang yang membaca Kompendium ini dapat mengenal dan menerima secara lebih penuh Anugerah yang indah, unik, dan tak ternilai yang sudah diberikan oleh Allah kepada bangsa manusia dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, Sang ”Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” (Yoh 14:6).

Diberikan pada 28 Juni 2005, malam Pesta Rasul Santo Petrus dan Paulus, dalam tahun pertama Pontifikat saya.

Benedictus PP XVI
Katolik dimulai atas permintaan Pertemuan Istimewa Sinode para Uskup yang dilaksanakan pada kesempatan peringatan dua puluh tahun penutupan Konsili Vatikan Kedua.

Kolar (collar)


b. Kolar


Collar
 Kolar  atau collar adalah kerah warna putih yang dikenakan melingkar pada leher imam atau pendeta. Imam di luar negeri masih sering kita jumpai memakai kolar. Di Indonesia para pendeta Protestan masih memakaian, sementara imam Katolik jarang memakainya.










Collar in Its Case
 
Kolar menunjukkan bahwa orang yang mengenakannya adalah seorang rohaniwan/pendeta. Sebagai ganti kolar, banyak imam atau calon imam di Indonesia memakai salib kecil pada kerah bajunya. Kita akan lebih mudah mengenali para biarawati dengan jubah dan salibnya daripada imam yang memakai jubah hanya saat “dinas” saja.

Collar Imam

Kolar

Doa Aku Percaya, Syahadat Singkat, Syahadat Para Rasul

Doa Aku Percaya, Syahadat Singkat, Syahadat Para Rasul
Aku Percaya

Aku percaya akan Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi;
dan akan Yesus Kristus,
Putra-Nya yang tunggal Tuhan kita,
yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus
disalibkan, wafat, dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa
yang mahakuasa;
dari situ Ia akan datang
mengadili orang yang hidup dan yang mati.

Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja katolik yang kudus,
persekutan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal.

Amin.

Jubah Rohaniwan Katholik


A. Pakaian Liturgi
Jubah Imam Projo, dll
Yang dimaksud dengan pakaian liturgi adalah busana yang dipakai untuk upacara peribadatan, termasuk upacara Ekaristi. Baik uskup, imam, misdinar, maupun petugas liturgi lainnya mengenakan busana peribadatan.



1. Pakaian Imam
a. Jubah

Jubah Fransiskan

Jubah adalah pakaian resmi para rohaniwan/rohaniwati. Jubah ada yang panjangnya sampai mata kaki dan bagian atas badannya menyempit. Dulu, sebelum Konsili Vatikan II, jubah merupakan “pakaian harian,” tetapi sekarang banyak rohaniwan memakai jubah hanya ketika melakukan kegiatan liturgi atau menghadiri pertemuan penting dan resmi.
Jubah yang sering kita lihat berwarna putih. Maklum, di daerah tropis seperti Indonesia ini memang lebih nyaman dipilih warna putih supaya pemakainya tidak terlalu gerah. Di samping itu, warna putih juga melambangkan kesalehan. Jubah putih banyak dipakai oleh imam-imam praja (Pr), Serikat Yesuit (SY), dan imam dari ordo atau kongregasi yang lain.
Jubah OCSO

Jubah OSC

Jubah tidak hanya berwarna putih, tetapi ada pula yang coklat atau hitam. Sebagai contoh, jubah para Fransiskan (OFM) berwarna coklat tua. Jubah para pertaa di Rawaseneng (OCSO) dan biawaran Ordo Salib Suci (OSC) berwarna putih dengan kombinasi hitam. Bentuk dan warna jubah berbeda-beda menurut kebiasaan masing-masing ordo/kongregasi.

Jubah kardinal berwarna merah. Jubah paus berwarna putih.




Apa Arti Misa Dan Ekaristi

Apa Arti Misa Dan Ekaristi
Apa Arti Misa Dan Ekaristi
1. Apa Arti Misa?
Misa adalah keseluruhan Perayaan Ekaristi. Kata misa ini diambil dari kata-kata bahasa Latin yang diucapkan imam pada akhir Perayaan Ekaristi: Ite missa est! Artinya: Pergilah, engkau diutus. Kata misa ini ada hubungannya dengan kata mittere yang berarti mengutus. Jadi, arti kata misa lebih mementingkan bahwa kita diutus.
2.  Apa Artinya Ekaristi?
Kata ekaristi juga digunaan untuk menyebut keseluruhan Perayaan Ekaristi. Kata ekaristi berasal dari bahasa Yunani eucharistia, yang artinya pujian atau syukur. Jadi, arti kata ekaristi mementingkan apa yang kita akukan dalam Misa, yaitu memuji, bersyukur, dan berterima kasih kepada Tuhan atas kebaikan-Nya.
3. Apa Beda Misa dan Perayaan Ekaristi?
a. Keduanya sama. Dua kata itu boleh digunakan. Kata Misa untuk mementingkan aspek bahwa kita diutus untuk membawa kasih Tuhan yang dialami saat Perayaan Ekaristi. Kasih Tuhan kita bawa kepada sesama dalam hidup kita sehari-hari.
b. Sedangkan, kata perayaan ekaristi untuk mementingkan apa yang kita rayakan yaitu pujian atau syukur. Kita bersyukur karena Tuhan telah menebus kita dan membebaskan kita dari dosa dan maut dengan cara wafat dan bangkit dari mati.
Perayaan Ekaristi Menjadi Sumber dan Puncak Kehidupan Umat

Total Pageviews

Temukan Tips Tentang

5 roti dan 2 ikan Abraham Adam Akrab Damai Aku Bisa Kamu Bisa aku percaya alat peraga alat-alat liturgi alba amice amik anak yang hilang baptis belajar bersama berbagi berdoa Biar Beda Bersahabat biarawan biarawati BIleam boneka tangan Cerita collar copy master corporale Daud Dialog doa katolik doa kemenangan Domino Dovi Ekaristi Esau Ester Firman flash card gender gereja gereja dan hidup kristiani Gereja Katolik Goliat Gomora Hawa hidup kristiani I Love Bible I'm Christian I’m Christian imam iman Injil Ishak jubah Kain Flanel Kanaan kardinal kartu kwartet kartu pendapat karya Yesus kasula Kata Tersembunyi Katekismus Katolik Ke Gereja Yuk keakraban kedamaian Kejadian kelahiran Yesus keragaman kesehatan ilahi kesetaraan ketopong keselamatan Kipas Kasih Sayang Kitab Suci Kitab Suci dan Tradisi kolar Kompendium Katekismus kongregasi Latar Belakang Lea liturgi Logico Lukas Matius media ajar memaafkan membahagiakan Mencintai Lingkungan Hidup mendoakan anak menghargai menyembuhkan orang sakit menyerahkan anak Mesir minggu palma Misa Kudus mujizat murid Yesus Musa Naomi narasi Natal orang tua orang tua yang berdoa ordo pakaian imam pakaian liturgi palla palma Pantokrator patena patung lembu emas paus Paus Benedictus XVI peduli pekan suci pembaptisan pendampingan iman anak pendeta pendidikan iman Katolik Perayaan Ekaristi perbedaan perjamuan terakhir Perjanjian Baru Perjanjian Lama permainan edukatif persahabatan perumpamaan piala pocket story poster mencintai lingkungan hidup puncak hidup umat purifikatorium Rahel Ribka rohaniwan rohaniwati Rut Sakramen Baptis salib Sara saudara Saul sekolah minggu Seri Emmanuel Sheepo sibori Simson singel Sodom Stavronikia Monastery stola Sumber hidup Suplemen Syahadat Para Rasul syahadat singkat tanda perlindungan Tema The Icon of Christ Theophanos of Creta Tradisi Tuhan Yesus Dengarlah Doaku Yakub Yerikho Yerusalem Yesus Yesus disalib Yesus naik surga Yosua Yunus Yusuf