TENTANG AKRAB DAN DAMAI
Buku Panduan Akrab dan Damai |
Masyarakat kita sangat menjunjung tinggi kehidupan. Oleh sebab itu, mereka berusaha mengamankan hidupnya (dengan menjaga hubungan yang selaras) dengan sesamanya, dengan lingkungannya, dan dengan dunia adikodrati. Mereka juga berusaha melanggengkan hidupnya melalui keturunan. Kehidupan itu sungguh bernilai. Manusia tidak akan menyia-nyiakannya atau mempertukarkannya dengan hal-hal yang lain.
Pertanyaan mengenai makna hidup bukanlah hal yang baru. Pertanyaan itu selalu ada namun demikian, tampaknya pertanyaan itu menjadi jauh lebih sulit bagi manusia dewasa ini. Sebab kini manusia hidup di tengah-tengah lingkungan dunia yang terlampau luas. Bahkan tak terjangkau lagi olehnya. Terlebih lagi dewasa ini banyak sekali tawaran yang menyodorkan jawaban yang berbeda-beda. Bidang kehidupan seperti bekerja, keluarga, rekreasi, hubungan antar manusia dan sebagainya sering terasa tidak berhubungan lagi satu dengan yang lainnya.
Di dalam dunia yang semakin berkembang ini manusia dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang perkembangan dunia modern, tentang tempat dan peranan manusia di alam semesta, tentang arti usaha-usaha baik secara perorangan ataupun bersama-sama dan akhirnya tentang tujuan akhir dunia dan manusia ini.
Manusia bukan hanya penghuni dunia dan alam semesta. Manusia mengolahnya, hidup darinya, dan bertanggung jawab atasnya. Oleh karena itu, manusia diberi kepercayaan untuk ikut “menciptakan” dunia, maka dunia harus senantiasa baru dan harus sesuai dengan tujuan hidup manusia. Dalam dunia macam ini Tuhan mempercayakan manusia mengurus dunia ini sendiri.
Akhir-akhir ini, sikap kasar terhadap hidup, cukup merebak di tanah air kita. Anak-anak muda sepertinya tertarik terhadap film-film, berita-berita, dan peristiwa-peristiwa yang bernafaskan kekerasan. Hal-hal seperti ini perlu diwaspadai diantisipasi penanganannya secara lebih dini dan tepat.
Mengupayakan keadaan yang damai merupakan kewajiban orang Kristen dalam mewujudkan iman mereka akan Kristus yang adalah “damai sejahtera kita” yang “merubuhkan tembok pemisahan, yaitu perseteruan” dan yang mengajar para pengikutnya: “Berbahagialah yang membawa damai” (Mat 5:9).
Baca juga:
0 Response to "Latar Belakang Pemikiran Tema "Akrab dan Damai""
Posting Komentar